Saatnya Indonesia Bebas Frambusia

Indonesia masih mempunyai penyakit-penyakit kuno salah satunya adalah penyakit frambusia yang muncul sejak sebelum Masehi. Namun demikian, saat ini prevalensi Frambusia di Indonesia mulai menurun.

Frambusia adalah suatu infeksi bakteri jangka panjang (kronis) yang paling sering mengenai kulit, tulang, dan sendi. Penyakit ini memiliki tiga stadium, yaitu:

  • Frambusia stadium 1. Sekitar tiga hingga lima minggu setelah seseorang terpapar bakteri penyebabnya, benjolan seperti kelengkeng akan muncul pada kulit, umumnya di kaki atau bokong. Benjolan ini, terkadang disebut frambesioma (atau disebut juga induk frambusia), secara bertahap akan tumbuh besar dan membentuk kerak kuning tipis. Area tersebut bisa terasa gatal dan bisa terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di dekatnya. Benjolan itu biasanya sembuh sendiri dalam enam bulan dan sering meninggalkan luka.
  • Frambusia stadium 2. Stadium berikutnya bisa dimulai sewaktu masih ada frambesioma atau beberapa minggu/bulan setelah stadium pertama infeksi bakteri ini sembuh. Pada stadium ini, ruam berkerak terbentuk, yang dapat mencakup wajah, lengan, kaki, dan bokong. Telapak kaki juga bisa jadi tertutup oleh koreng tebal yang menyakitkan. Berjalan bisa jadi menyakitkan dan sulit. Meskipun tulang dan sendi juga bisa terkena, kondisi ini di stadium dua biasanya tidak menyebabkan kerusakan pada area ini.
  • Frambusia stadium 3. Stadium akhir dari penyakit ini hanya dialami oleh sekitar 10% orang yang terinfeksi. Kondisi ini dimulai setidaknya 5 tahun setelah frambusia awal muncul. Tahap akhir ini dapat menyebabkan kerusakan parah pada kulit, tulang, dan sendi, terutama di kaki. Frambusia stadium akhir ini juga dapat menyebabkan suatu bentuk kerusakan wajah, yang disebut gangosa atau rhinopharyngitis mutilan karena menyerang dan menghancurkan sebagian hidung, rahang atas, langit-langit mulut (atap mulut) dan bagian tenggorokan yang disebut faring. Jika ada pembengkakan di sekitar hidung, orang dengan frambusia stadium akhir dapat mengalami sakit kepala dan hidung berair/beringus. Mereka yang telah mencapai stadium 3 juga dapat memiliki penampilan wajah yang disebut goundou.

Apa saja tanda-tanda dan gejala penyakit frambusia?

Sekitar 2 hingga 4 minggu setelah infeksi, akan muncul kutil yang disebut “induk frambusia” alias frambesioma di mana bakteri masuk ke kulit. Kutil tersebut bisa berwarna cokelat atau kemerahan dan terlihat seperti buah raspberry. Biasanya tidak terasa sakit, namun menyebabkan gatal.

Kutil tersebut bisa bertahan selama berbulan-bulan. Lebih banyak kutil akan muncul segera setelah frambesioma sembuh. Menggaruk kutil dapat membuat bakteri tersebar dari frambesioma ke kulit yang tidak terinfeksi. Pada akhirnya, kutil kulit akan sembuh.

Gejala yang umum dari penyakit frambusia adalah:

  • Satu pertumbuhan seperti raspberry yang gatal pada kulit (frambesioma), biasanya di kaki atau bokong, yang akhirnya menimbulkan kerak kuning tipis
  • Pembengkakan kelenjar getah bening (kelenjar bengkak)
  • Ruam yang membentuk kerak cokelat
  • Nyeri tulang dan sendi
  • Benjolan atau kutil yang menyakitkan pada kulit dan pada telapak kaki
  • Pembengkakan dan kerusakan wajah (pada frambusia stadium akhir)

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Anda harus menghubungi dokter jika Anda mengalami yang berikut:

  • Anda atau anak Anda memiliki kutil pada kulit atau tulang yang tidak kunjung menghilang
  • Anda telah tinggal di daerah tropis di mana yaws diketahui dapat terjadi Frambusia

Penyebab

Apa penyebab yaws?

Frambusia disebabkan oleh subspecies Treponema pallidum, bakteri yang menyebabkan sifilis, penyakit menular seksual. Namun, penyakit ini tidak ditularkan secara seksual. Selain itu, tidak seperti sifilis, frambusia tidak berpotensi menyebabkan kerusakan jangka panjang pada jantung dan sistem kardiovaskular. Penyakit ini hampir selalu ditularkan melalui kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi.

Yaws paling banyak mengenai anak-anak di daerah pedesaan tropis yang hangat, seperti Afrika, kepulauan Pasifik Barat, dan Asia Tenggara. Biasanya, penyakit ini menyerang anak-anak di antara usia 2 dan 5 tahun, terutama mereka yang sering mengenakan pakaian terbuka, sering mengalami cedera kulit, dan tinggal di daerah dengan kebersihan yang buruk.

Faktor Pemicu

Apa yang membuat seseorang berisiko terkena penyakit frambusia?

Faktor utama yang menjadi pemicu penyakit frambusia adalah gaya hidup yang kurang bersih.

Diagnosis dan Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *